BATAM, SOROTTUNTAS.COM - Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam, Budi Dermawan, S.Ag., M.Sy, bersama Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sagulung, Perlindungan Tj, S.Ag, M.Sy, kunjungi kediaman tiga anak dibawah umur yang diduga menjadi korban asusila dari oknum ustadz inisial M di Sagulung, yang terjadi pada hari Jumat lalu.
Kedatangan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam, Budi Dermawan, S.Ag., M.Sy, dan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sagulung, Perlindungan Tj, S.Ag, M.Sy, ke kediaman keluarga korban, adalah sebagai bentuk rasa prihatin dan kepedulian, sekaligus memberikan dukungan moril terhadap korban dan keluarga.
Dalam kesempatan itu Kepala Kemenag Batam Budi Dermawan, S.Ag., M.Sy, mengatakan kepada orang tua Bunga (10) dan juga kepada orang tua Mawar (10) dan Melati (8) adiknya, untuk tetap kuat dalam menghadapi cobaan ini.
"Kami dari Kementerian Agama Kota Batam, yang mendapat informasi atas kejadian yang telah menimpa anak-anak, merasa berkewajiban hadir untuk memberikan kekuatan, kesabaran, memberi motivasi, dan sebagai bentuk rasa prihatin terhadap keluarga korban," ujar Kepala Kemenag Batam.
Sambungnya, "Harapan kami dari Kementerian Agama kejadian serupa tidak lagi terulang. Kami harus hadir dan tidak membiarkan bapak dan ibu sendiri dalam persoalan ini."
"Kami dari Kementerian Agama juga akan lebih memperhatikan terutama di pesantren, di dunia pendidikan, majelis taklim, masjid, mushola, di gereja dan tempat ibadah lainnya. Karena Kementerian Agama membawahi semua agama," jelasnya.
Tidak hanya itu, Kepala Kemenag Batam Budi Dermawan, S.Ag., M.Sy, juga mengutuk keras kejadian dugaan asusila yang menimpa ketiga anak dibawah umur ini.
"Kami dari Kementerian Agama sangat mengutuk keras dugaan pencabulan, yang diduga dilakukan oleh oknum ustadz inisial M terhadap ketiga anak yang masih dibawah umur ini," ucap Kepala Kemenag.
Dalam kesempatan itu ibu kandung Bunga sempat menceritakan kesedihannya usai kejadian yang menimpa anaknya. Ia mengaku sempat mendapat tekanan secara langsung dari beberapa pihak, dan juga tekanan tekanan di sosial media.
"Atas kejadian ini saya selaku ibu korban merasa sangat tertekan. Karena saya juga sempat ada mendapat tekanan secara langsung, dan juga tekanan tekanan di sosial media. Ada banyak beredar informasi di sosial media yang mengatakan kami melakukan fitnah dan hoaks atas kejadian yang menimpa anak kami."
"Padahal berdasarkan hasil visum dan keterangan dokter ini sudah dijelaskan. Hanya saja surat keterangan hasil visum baru akan keluar beberapa hari lagi. Jadi yang tertekan saat ini bukan anak-anak kami saja, tapi kami juga sangat tertekan atas kejadian ini," ujarnya sambil berurai air mata.
Menanggapi keluhan dari orang tua Bunga, Kepala Kemenag Batam berharap tidak ada lagi pihak pihak yang melakukan penekanan, baik terhadap korban secara langsung dan juga keluarga.
"Kita berharap tidak ada lagi bentuk bentuk penekanan terhadap korban secara langsung dan juga keluarga. Baik itu yang mempersalahkan atau menekan keluarga korban secara langsung, dan juga bentuk penekanan di sosial media."
"Mereka ini korban yang harusnya kita bantu agar segera terlepas dari kesedihan dan juga beban psikologis yang menimpa. Untuk membantu mereka, kami dari Kemenag Batam akan memberikan pendampingan, untuk memotivasi anak-anak, agar mereka bisa segera kembali ceria seperti sediakala," ucap Kepala Kemenag Batam.(red)